HEDDY'S MUISIC BlOG | Sejarah Tarling
> Sejarah Tarling & Perkembangan Tarling
Bagi
masyarakat yang tinggal di pesisir pantai utara (pantura) Jawa,
terutama Kabupaten Indramayu, Cirebon & sebagian wilayah Brebes,
kesenian tarling telah begitu akrab. Alunan bunyi yang dihasilkan alat
musik gitar & seruling, seolah mampu menghilangkan beratnya beban
hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan
didalamnya juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan &
menghibur. Meski telah begitu mengakar dalam budaya kehidupan
masyarakat, tak banyak yang mengetahui bagai mana asam-muasal kesenian
tarling tersebut, tidak diketahui sebenarnya dari mana tarling terlahir.
Namun yang pasti, tarling merupakan kesenian yang lahir di tengah
kebudayaan rakyat pantura dan bukan kesenian yang "istana-sentris". Oleh
sebab itu, tarling terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman
& tidak terikat ritme & tatanan tertentu sebagaimana seni yang
lahir ditengah "istana" (kesultanan/kerajaan).
> Sejarah Tarling & Perkembangan Tarling
Bentuk kesenian ini pada
dasarnya adalah suatu pertunjukkan musik, namun disertai juga dengan
drama pendek. Secara etimologis, nama tarling diambil dari singkatan dua
alat musik yaitu "gitar" & suling. Selain kedua alat musik ini
terdapat pula sejumlah perkusi, saron, kempul & gong.
Awal
perkembangan tarling tidak jelas. Namun demikian, pada tahun 1950-an,
musik serupa tarling pernah disiarkan oleh RRI Cirebon &
menjadikannya populer. Pada tahun 1960-an, pertunjukkan ini sudah
dinamakan "tarling" & mulai memasukkan unsur-unsur drama kedalamnya.
Semenjak meluasnya popularitas musik dangdut pada tahun 1980-an,
kesenian tarling-pun terdesak. Ini memaksa para seniman tarling
memasukkan unsur-unsur dangdut dalam pertunjukkan mereka, dan hasil
perpaduan ini dinamakan "tarling-dangdut". Pada dekade selanjutnya,
akibat tuntutan konsumennya sendiri, lagu-lagu tarling dikolaborasi
dengan perangkat alat musik elektronik, sehingga terbentuk grup-grup
"organ tunggal tarling". Pada era kini, tarling klasik sudanh sangat
jarang dipertunjukkan dan sudah tidak populer lagi.
0 comments:
Post a Comment